Kamis, 02 Januari 2014

Psichadelic Jim Morrison: Kebebasan dan Pemberontakkan



James Douglash Morrison, lebih dikenal dengan Jim Morrison. Lahir di Melbourne, Florida, Amerika Serikat tanggal 8-12-1943. Karir dan ketenarannya, bisa dikatakan berawal sejak pertemuannya dengan Ray Manzarek. Pertemuan yang membuat dia bergabung dengan dua sosok lainnya, Robby Kriger dan John Densmore dalam sebuah band legendaris yang bernama The Doors.

Seiring waktu, ia memperkenalkan diri sebagai Mr. Mojo Risin yang merupakan anagram dari nama tenarnya. Mr. Mojo Risin ini, ia masukkan sebagai lirik dalam salah satu lagunya yang berjudul LA Woman. Entah, apakah masuknya anagram itu adalah sebuah narcism atau bukan. Yang jelas, genre musik yang dibawakannya, mungkin menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kenarcisannya.

Rabu, 01 Januari 2014

Alexandre Dumas dan Kelas Sosial




Dumas Davy de La Pailleterie atau yang lebih dikenal dengan sebutan Alexandre Dumas, adalah seorang penulis Perancis yang terkenal dengan novel-novel historical fictionnya. Hampir semua novel dan tulisannya mengambil Perancis sebagai setting utamanya. 

Di antara beberapa novel yang dibuatnya, salah satu novel yang saya baca dan langsung jatuh cinta adalah The Count of Monte Cristo. Kendati dibalut dalam genre fiksi, namun unsur-unsur sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan di masa itu, mampu membuat pembaca menyusuri dan menjelajahi lebih lanjut kehidupan masyarakat Perancis di masa itu.

Senin, 16 Desember 2013

Pesan Dalam Botol

1384672901446408374
JIKA ditanya, bagaimana ia bisa selamat dari tragedi tersebut? Jawabannya adalah akibat pesan dalam botol.

Ya, pesan yang dalam bayangan kita dimasukkan ke dalam botol, lalu dilarung begitu saja ke laut tanpa memikirkan ritual. Hanya berharap, agar ada seseorang yang mendapati lalu membaca pesan tersebut.

Sabtu, 14 Desember 2013

Risalah

___

gerimis,
sebagaimana pagi menyapu bulir
embun di pepucuk daun adalah sapa
minggu yang tergugu
kicau burungkah yang kau rindu?
sebab kidung meratap sumbang
untuk metrum yang tersirap gelombang
atau selengkung pelangi yang terbias
di ujung rinai

dan
kita mengikis
dalam kisah yang habis
:tangisilah

~hers,141213
Puisi Lainnya

Sabtu, 07 Desember 2013

Untuk Hari Ke Delapan Di Akhir Tahun

Apa yang dipahami dari sebuah janji, adalah bukti dituntaskannya kata yang terucap. Sementara pembuktian, hanyalah proses yang tak pernah terpahami.
1386407202610865432
***
Sebuah bukti ketulusan yang kau hadiahkan padaku, terwujud dalam sebotol parfum yang masih tersisa setengahnya. Bukan menyia-nyiakan, terlebih menganggap remeh pemberianmu. Hanya saja, aku tak ingin ketulusanmu itu berlalu begitu cepat, menguap tanpa jejak setelah meresap lewat pori-pori dan denyut nadiku. Lalu, menjadi materi kosong yang diam-diam mengakhiri kesan dan kenang.
Kuberikan juga sebuah jaket dengan warna kesukaanmu. Bukan untuk membalas atau sekadar menumbuhkan bunga-bunga di kepala dan perasaanmu. Tapi, sebagai bukti bahwa aku menjaga dan menyayangimu. Sebab aku tahu, ringkih tubuhmu tak pernah sanggup menahan dingin berlebih.
Murah bukan?
Lalu kau katakan, bukan seberapa tinggi nilai materi yang bisa menyenangkanmu. Tapi seberapa besar usaha yang kulakukan untukmu. Meski kenyataannya, materi adalah bukti akhir dari sebuah usaha. Jika memang demikian, sampai kapan pun aku tak pernah bisa menyenangkan terlebih memuaskanmu. Bukankankah usaha dan materi adalah bentuk kewajiban menerus?
Ya, mungkin seperti itulah yang kupahami, bahwa menyenangkanmu adalah kewajiban yang tak terhenti hanya pada satu atau dua materi. Tak tertakar oleh satu dan dua peristiwa. Tak terukur oleh detik-detik waktu yang berlalu.
Seperti juga, tak pernah kutemukan alasan mengapa aku mencintaimu. Sebab, mencintaimu adalah misteri yang tak terpecahkan hanya oleh senyum di bibirmu, indahnya bola matamu, cara bicaramu, caramu menatapku atau hal-hal menarik lain darimu. Mencintaimu, adalah janji yang terlontar melebihi batas kesadaran yang pernah tercekat di sela-sela kerongkonganku.
Maka, pahamilah! Janjiku bukanlah ucap yang memerlukan bukti. Melainkan utang yang tak pernah bisa dilunasi.
Sampai entah.
***
Di sini, sejak kemarin hujan merajai hari.
Kisah menahun yang mengawali ribuan doa dan harap, sebagai sajak hidmat dari jejak lahirmu. Dan aku, hanyalah satu dari ribuan rintik doa yang hadir di pertengahan musim. Berharap selalu menapak di jalan takdirmu, meski tanpa bunga juga cahaya panas lilin kecil yang menari di atas manisnya tart. Hanya doa, hanya harap senyap, yang tak lenyap hingga musim melindap.
Sekali pun dingin, sekali pun pahit.
Adalah sebab, segala ucap dan doa kupanjat di satu hari yang lebih cepat.
***
~hers,071213
ilustrasi:
fhi3na.blogspot.com